Proyek IKN Jadi Sorotan Media Internasional, Antara Sukses dan Terbengkalai
Proyek IKN Jadi Sorotan Media Internasional, Antara Sukses dan Terbengkalai
Oeh: Sonny Irwansyah
Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) telah menjadi sorotan berbagai media internasional, sehingga menampilkan pandangan beragam, baik positif maupun skeptis, seperti media Reuters dan Bloomberg.
Ke-dua media ini menyoroti ambisi Presiden Joko Widodo dalam membangun IKN yang diharapkan dapat menjadi pusat ekonomi terbesar di Asia Tenggara, namun langkah tersebut ada kekhawatiran terkait keberlanjutan proyek setelah masa jabatan presiden berakhir.
Langkah pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan, bertujuan untuk mendistribusikan pembangunan secara lebih merata dan mengurangi kepadatan di Pulau Jawa dan untuk proyek ini juga dianggap sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional dalam menciptakan ibu kota yang lebih baik.
Dan di akui kedua media internasional ini, adanya sorotan positif mengenai potensi IKN, dengan beberapa perbandingan yang dibuat terhadap fasilitas di negara-negara maju seperti Uni Emirat Arab dan Jepang dan hal ini juga menunjukkan adanya pengakuan global terhadap proyek tersebut.
Untuk pelaksanan pembangunan IKN direncanakan berlangsung dari tahun 2022 hingga 2024, mencangkup pembangunan infrastruktur, aspek perkotaan dan ekonomi di wilayah baru, dengan target penyelesaian pada tahun 2045.
Kemudian kunjungan Presiden Jokowi ke lokasi IKN juga mendapat perhatian dari media Malaysia, yang melaporkan perkembangan terbaru, serta sikap Presiden saat berada di lokasi dan ini juga menimbulkan reaksi di kalangan warga Malaysia.
Upaya dilakukan Presiden Jokowi untuk menarik para investor asing dan fokus pada pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa yang dinilai penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Ada juga media asing lainnya, selain Reuters dan Sidi juga menyoroti, serta melaporkan perkembangan proyek IKN dan optimisme Presiden Jokowi dalam mempersiapkan pembangunan tersebut untuk menunjukkan perhatian internasional terhadap proyek ini.
Namun di sisi lain jelang memasuki HUT RI ke 79, kegiatan siswa di Indonesia yang melakukan penghormatan terhadap replika bendera pusaka mencerminkan rasa nasionalisme yang sejalan dengan pergerakan pembangunan yang sedang berlangsung di IKN.
Kemudian ada juga media Singapura, melirik dan menyoroti teknologi canggih yang direncanakan untuk diterapkan di IKN, termasuk rencana penggunaan taksi terbang dan untuk Kerja sama itu dilaksanakan dengan perusahaan internasional seperti Hyundai yang menunjukkan potensi inovasi teknologi di Indonesia.
Selanjutnya, pembangunan ibu kota baru Nusantara diharapkan menciptakan banyak lapangan kerja dan mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia. Namun, proyek ini juga menimbulkan kontroversi, terutama terkait besarnya investasi yang mencapai 32 miliar dolar serta dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Untuk media internasional melihat pemindahan IKN sebagai langkah penting bagi perekonomian Indonesia, dengan membandingkannya dengan kota-kota sukses lainnya seperti Neom dan Belm, sehingga Pemerintah menargetkan 1,9 juta penduduk di IKN pada tahun 2045, yang menunjukkan ambisi besar untuk menjadikan Nusantara sebagai pusat ekonomi di Asia Tenggara.
Langkah pemerintah Indonesia mengambil dan memotong 80% daftar tamu dalam acara pembukaan Ibu Kota Nusantara untuk mengurangi jumlah tamu dari 8.000 menjadi 1.300, hal itu menunjukkan perhatian terhadap efisiensi biaya dalam proyek yang ambisius.
Meskipun proyek senilai 32 miliar dolar ini dinilai ambisius, media asing juga menggarisbawahi risiko dan tantangan terkait penyelesaiannya sebelum tahun 2045 dan untuk desain IKN yang terinspirasi oleh warisan budaya Hindu juga menarik perhatian media Denmark, yang melihat bagaimana sejarah Indonesia dipadukan dalam pembangunan modern.
Berbagai perspektif, penundaan pemindahan ibu kota dapat terjadi, terutama jika terjadi pergantian presiden dan media internasional juga menyuarakan kekhawatiran mengenai kelanjutan proyek ini di bawah kepemimpinan yang baru. *****